Kalau tahun depan punya uang nganggur $3,000 mana yang bakal saya pilih? Begini nih kalau lagi bangkrut dan bete, malah mengkhayal yang tinggi-tinggi. Jangankan beli kamera, sekarang saja dikejar tagihan kartu kredit sementara belum ada pemasukan. Tapi, ya, mengkhayal kan bisa jadi cita-cita. Boleh dong?
Scarlet memang keren konsepnya. Dengan $3,000 bisa punya kamera kecil tapi resolusi 3K, yang sudah lebih cukup untuk produksi film di Indonesia! Hebat! Tapi, workflow untuk video 3K masih belum jelas, dan lagi si Scarlet ini nggak bisa ganti-ganti lensa. Apakah bisa dapetin DOF cetek yang lebih “film-like”? Ataukah cuma jadi kayak handycam dengan resolusi super tajam? Kayaknya sebelum bentuk barunya diumumkan (baca berita tentang perubahan desain Scarlet), rasanya sih belum menarik amat. Scarlet sudah pasti nggak interchangeable lens, jadi kalau mau pakai lensa 35mm akan harus beli 35mm lens adapter lagi. Hmmm… Males ya. Toh saya nggak pengen bikin film serius.
Canon 5D MkII untuk harga segitu jadi menarik bagi saya karena saya dari dulu pengen punya kamera DSLR, lalu ini dapat kemampuan video yang keren pula (udah liat kan contohnya). Jadi, kayaknya, saya akan milih ini karena saya bisa punya kamera still-photo yang mantap, plus kamera HD yang interchangeable lens tanpa harus invest di 35mm adapter. Cukup bawa DSLR, bisa bikin macam-macam. Kalau saya beli Scarlet, tetep belum punya DSLR dong. Nggak bisa bikin foto cantik istri tercinta.
Dah, udah ditulis jadi legaan. Kembali ke realita saya yang sedang bangkrut dan belum ada kejelasan proyek berikutnya. Dan mengkhayal yang lebih membumi aja, Nikon D90.